Nama : Caecilia D
Margaretha
Kelas : 2PA09/18511655
Kaitan abnormalitas
dengan :
·
Konsep Motivasi
Motivasi suatu istilah yang menunjukkan ke kekuatan yang mendorong
dan mengarahkan keberhasilan perilaku yang tetap kearah tujan tertentu. Dalam
salah satu hal kaitan abnormalitas motivasi mempunyai arti kata negatif
sebagagi contoh : motivasi agresi hampir semua akan setuju bahwa agresi adalah
salah satu motif dimana kita harus tahu lebih banyak. Kita menyerang, melukai,
dan kadang saling membunuh; kita agresif secara verbal untuk menyakiti atau
berusaha menghancurkan reputasi orang lain, dan prang dampaknya selalu terjadi
dimana saja—(Montagu dalam Morgan dkk. 1986).
Suatukonsep yang mirip dengan effectance motivation adalahmotivasi intrinsik,
dijelaskan sebagai suatu kebutuhan seseorang untuk merasa mampu dan self-determining dalam menghadapi lingkungannya
(Deci dalam Morgan dkk. 1986).
Klinisi memeriksa dalam cakupan area yang luas dengan meminta
klien untuk mendiskusikan seberapa besar ia menginginkan perubahan kepribadian
atau penanganan tekanan emosional. Dengan beberapa gangguan psikologis,
motivasi seorang klien cenderung mengalami penurunan sampai pada taraf ketika
ia tidak dapat melakukan tugas-tugas kehidupan dasar sebagai akibat dari proses
terapi yang memakan waktu dan tenaga. Beberapa individu secara mengejutkan
lebih memilih untuk berada pada kondisi lama mereka yang tidak bahagia daripada
mengambil risiko yang tidak pasti dalam menghadapi seperangkat tantangan baru.
·
Stress
Pengalaman traumatis (traumatic experience) adalah peristiwa yang
mendatangkan bencana atau peristiwa yang menyakitkan yang menimbulkan efek
psikologis dan fisiologis yang berat.
Peristiwa traumatis mencakup tragedi personal, seperti berada dalam kecelakaan
yang serius, menjadi korban kekerasan, atau mengalami peristiwa bencana yang
mengancam hidup. Peristiwa normatis dapat terjadi dalam skala yang besar dan
dengan segera dapat memengaruhi seseorang; misalnya kebakaran, gempa bumi,
kerusuhan, dan perang.
Beberapa orang kemudian mengembangkan gangguan stres akut (acute
disorder) setelah mengalami peristiwa traumatis. Pada kondisi ini, individu
mengembangkan perasaan takutnya yang kuat, tidak berdaya, atau kengerian. Simtom disosiatif mungkin saja muncul, seperti merasa mati rasa,
merasa peristiwa tersebut tidak nyata, atau impersonal dan mengalami amnesia
dari peristiwa yang telah terjadi. Individu tersebut terus mengalami kembali
peristiwa ini dalam gambaran, pikiran, mimpi mereka, serta mengalami kilas
balik mengenai peristiwa tersebut. Mereka dapat melakukan sesuatu
yang ekstrem sebagai usaha untuk menghindari dari segala sesuatu yang dapat
mengingatkan mereka terhadap peristiwa yang mengerikan tersebut, baik tempat,
orang, aktivitas, atau bahkan pikiran, perasaan, atupun percakapan karena dapat
menimbulkan stres yang kuat atau perasaan mengalami kembali trauma
tersebut.
Sering kali merasakan kecemasan yang kuat, mereka merasa kesulitan
untuk tidur atau berkonsentrasi. Mereka mudah marah dan sangat waspada, mungkin
juga mudah terganggu dengan suara atau gangguan kecil.
Disamping sifat dasar dari simtom gangguan stres akut, sebagian
besar orang dapat dengan mudah kembali berfungsi secara normal dalam hitungan
hari atau minggu. Akan tetapi, tidak bagi sebagian lain. Mereka kemudian
mengembangkan gangguan stres pasca trauma (post traumatic stress disorder – PTSD), diagnosis yang diberikan jika simtom
tetap ada selama lebih dari satu bulan.
·
Gender
Dalam kaitan abnormalitas dengan gender memang berperan penting
dalam beberapa hal gangguan perilaku. Pria dan wanita mempunyai tingkat
kecemasan, emosi, perasaan berbeda dalam faktor internalnya. Disisi lain dalam
hal eksternalnya seperti peranan, aktivitas, lingkungan, sosial maupun pengaruh
dari luar.
Disini akan mengambil contoh : bunuh diri, dalam kondisi kejiwaan
bunuh diri merupakan hal diluar dari perilaku normal. Bunuh diri terjadi bagi
beberapa orang, depresi sangatlah menyakitkan, sehingga mereka terus memikirkan
ide untuk melarikan diri dari siksaan yang mewarnai keseharian mereka. Orang
yang sudah berada pada titik ini merasa bahwa mereka kekurangan sumber daya
untuk menanggulangi permasalahan mereka. Tidak semua perilaku bunuh diri merupakan
panggilan meminta bantuan pada individu yang meyakini bahwa satu-satunya cara
mereka dapat memperoleh pertolongan orang lain adalah dengan mengambil tindakan
nekat. Bukannya mengambil tindakan tertentu , individu mengkomunikasikan maksud
perilaku bunuh diri mereka sejak awal, sehingga mereka dapat
diselamatkan.
Dalam gangguan perilaku ini (bunuh diri) memegang penting dalam
siapakah yang lebih sering atau berpotensi tinggi untuk melakukan bunuh diri?
Pria atau wanita? Di Amerika Serikat, sekitar 32.000 orang setiap tahunnya
memilih mengakhiri hidup mereka (Minino dkk,2007). Pada umumnya, pria memiliki
kemungkinan yang lebih besar untuk bunuh diri dibanding wanita dengan tingkat
rata-rata untuk pria dewasa lima kali leih besar dibanding wanita. Wanita
cenderung untuk melakukan usaha bunuh diri, tetapi mereka tidak melakukan usaha tersebut dengan sepenuhnya
seperti pada pria. Pada akhirnya pria lebih sering utnuk mengakhiri hidupnya
sendiri dengan menggunakan senjata dibandingkan wanita. Ketika ras
diperhitungkan, pria kulit putih lebih sering melakukan bunuh diri dibandingkan
pria bukan kulit putih.
Dalam contoh berikutnya masih dalam kaitan gender dengan
abnormalitas, khususnya kali ni gangguan perkembangan pervasif dicirikan dengan
adanya impairment yang parah pada beberapa area perkembangan (misalnya
interaksi sosial atau keterampilan komunikasi) atau adanya perilaku minat,
aktivitas ganjil yang ekstrem. Misalnya dalam contoh kondisi pada gangguan Rett
(Rett’s disorder) y9ang terjadi hampir hanya pada wanita, anak tumbuh
dan berkembang secara normal hingga 5 bulan pertama kehidupannya; tetapi di
antara 5 bulan hingga 4 tahun, terjadi beberapa perubahan yang mengindikasikan
kemunduran sistem saraf dan kognitif.
sumber :
Halgin P Richard., Whitbourne Krauss Susan. 2011. Psikologi Abnormal edisi 6,
buku2 . Jakarta : Salemba Humanika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar