Minggu, 30 Juni 2013

KAITAN KONSEP MOTIVASI DENGAN ABNORMAL

Nama                    : Caecilia D Margaretha
Kelas                    : 2PA09/18511655


Kaitan abnormalitas dengan :

·                Konsep Motivasi 

            Motivasi suatu istilah yang menunjukkan ke kekuatan yang mendorong dan mengarahkan keberhasilan perilaku yang tetap kearah tujan tertentu. Dalam salah satu hal kaitan abnormalitas motivasi mempunyai arti kata negatif sebagagi contoh : motivasi agresi hampir semua akan setuju bahwa agresi adalah salah satu motif dimana kita harus tahu lebih banyak. Kita menyerang, melukai, dan kadang saling membunuh; kita agresif secara verbal untuk menyakiti atau berusaha menghancurkan reputasi orang lain, dan prang dampaknya selalu terjadi dimana saja—(Montagu dalam Morgan dkk. 1986).


Suatukonsep yang mirip dengan effectance motivation adalahmotivasi intrinsik, dijelaskan sebagai suatu kebutuhan seseorang untuk merasa mampu dan self-determining dalam menghadapi lingkungannya (Deci dalam Morgan dkk. 1986).

            Klinisi memeriksa dalam cakupan area yang luas dengan meminta klien untuk mendiskusikan seberapa besar ia menginginkan perubahan kepribadian atau penanganan tekanan emosional. Dengan beberapa gangguan psikologis, motivasi seorang klien cenderung mengalami penurunan sampai pada taraf ketika ia tidak dapat melakukan tugas-tugas kehidupan dasar sebagai akibat dari proses terapi yang memakan waktu dan tenaga. Beberapa individu secara mengejutkan lebih memilih untuk berada pada kondisi lama mereka yang tidak bahagia daripada mengambil risiko yang tidak pasti dalam menghadapi seperangkat tantangan baru.

·                Stress
            Pengalaman traumatis (traumatic experience) adalah peristiwa yang mendatangkan bencana atau peristiwa yang menyakitkan yang menimbulkan efek psikologis  dan fisiologis yang berat. Peristiwa traumatis mencakup tragedi personal, seperti berada dalam kecelakaan yang serius, menjadi korban kekerasan, atau mengalami peristiwa bencana yang mengancam hidup. Peristiwa normatis dapat terjadi dalam skala yang besar dan dengan segera dapat memengaruhi seseorang; misalnya kebakaran, gempa bumi, kerusuhan, dan perang.
            Beberapa orang kemudian mengembangkan gangguan stres akut (acute disorder) setelah mengalami peristiwa traumatis. Pada kondisi ini, individu mengembangkan perasaan takutnya yang kuat, tidak berdaya, atau kengerian.  Simtom disosiatif mungkin saja muncul, seperti merasa mati rasa, merasa peristiwa tersebut tidak nyata, atau impersonal dan mengalami amnesia dari peristiwa yang telah terjadi. Individu tersebut terus mengalami kembali peristiwa ini dalam gambaran, pikiran, mimpi mereka, serta mengalami kilas balik mengenai peristiwa tersebut.  Mereka dapat melakukan sesuatu yang ekstrem sebagai usaha untuk menghindari dari segala sesuatu yang dapat mengingatkan mereka terhadap peristiwa yang mengerikan tersebut, baik tempat, orang, aktivitas, atau bahkan pikiran, perasaan, atupun percakapan karena dapat menimbulkan stres yang kuat atau perasaan mengalami kembali trauma tersebut. 

            Sering kali merasakan kecemasan yang kuat, mereka merasa kesulitan untuk tidur atau berkonsentrasi. Mereka mudah marah dan sangat waspada, mungkin juga mudah terganggu dengan suara atau gangguan kecil.

            Disamping sifat dasar dari simtom gangguan stres akut, sebagian besar orang dapat dengan mudah kembali berfungsi secara normal dalam hitungan hari atau minggu. Akan tetapi, tidak bagi sebagian lain. Mereka kemudian mengembangkan gangguan stres pasca trauma (post traumatic  stress disorder – PTSD), diagnosis yang diberikan jika simtom tetap ada selama lebih dari satu bulan.


·                Gender
            Dalam kaitan abnormalitas dengan gender memang berperan penting dalam beberapa hal gangguan perilaku. Pria dan wanita mempunyai tingkat kecemasan, emosi, perasaan berbeda dalam faktor internalnya. Disisi lain dalam hal eksternalnya seperti peranan, aktivitas, lingkungan, sosial maupun pengaruh dari luar. 

            Disini akan mengambil contoh : bunuh diri, dalam kondisi kejiwaan bunuh diri merupakan hal diluar dari perilaku normal. Bunuh diri terjadi bagi beberapa orang, depresi sangatlah menyakitkan, sehingga mereka terus memikirkan ide untuk melarikan diri dari siksaan yang mewarnai keseharian mereka. Orang yang sudah berada pada titik ini merasa bahwa mereka kekurangan sumber daya untuk menanggulangi permasalahan mereka. Tidak semua perilaku bunuh diri merupakan panggilan meminta bantuan pada individu yang meyakini bahwa satu-satunya cara mereka dapat memperoleh pertolongan orang lain adalah dengan mengambil tindakan nekat. Bukannya mengambil tindakan tertentu , individu mengkomunikasikan maksud perilaku bunuh diri mereka sejak awal, sehingga mereka dapat diselamatkan. 

            Dalam gangguan perilaku ini (bunuh diri) memegang penting dalam siapakah yang lebih sering atau berpotensi tinggi untuk melakukan bunuh diri? Pria atau wanita? Di Amerika Serikat, sekitar 32.000 orang setiap tahunnya memilih mengakhiri hidup mereka (Minino dkk,2007). Pada umumnya, pria memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk bunuh diri dibanding wanita dengan tingkat rata-rata untuk pria dewasa lima kali leih besar dibanding wanita. Wanita cenderung untuk melakukan usaha bunuh diri,  tetapi mereka tidak melakukan usaha tersebut dengan sepenuhnya seperti pada pria. Pada akhirnya pria lebih sering utnuk mengakhiri hidupnya sendiri dengan menggunakan senjata dibandingkan wanita. Ketika ras diperhitungkan, pria kulit putih lebih sering melakukan bunuh diri dibandingkan pria bukan kulit putih. 

            Dalam contoh berikutnya masih dalam kaitan gender dengan abnormalitas, khususnya kali ni gangguan perkembangan pervasif dicirikan dengan adanya impairment yang parah pada beberapa area perkembangan (misalnya interaksi sosial atau keterampilan komunikasi) atau adanya perilaku minat, aktivitas ganjil yang ekstrem. Misalnya dalam contoh kondisi pada gangguan Rett (Rett’s disorder) y9ang terjadi hampir hanya pada wanita, anak tumbuh dan berkembang secara normal hingga 5 bulan pertama kehidupannya; tetapi di antara 5 bulan hingga 4 tahun, terjadi beberapa perubahan yang mengindikasikan kemunduran sistem saraf dan kognitif.

sumber :

Halgin P Richard., Whitbourne  Krauss Susan. 2011. Psikologi Abnormal edisi 6, buku2 . Jakarta : Salemba Humanika.


Senin, 10 Juni 2013

Kepribadian sehat menurut Carl Rogers

Apa itu kepribadian sehat?

Self adalah apa yang manusia rasakan didalam dirinya. Didalam self terdapat 2 bagian yaitu, ideal self dan relity self. Ideal self adalah diri yang diharapkan individu, sedangkan reality self adalah kenyataan yang ada pada diri individual keadaan apa adanya pada diri individu. Kesulitan akan timbul bila tidak terjadi ketidaksesuaian antara persepsi tentang diri dengan ideal selfnya (kesenjangan antara harapan dan realita). Individual yang sehat adalah individu yang jarak reality self dan ideal self tidak terlalu jauh.

Perkembangan Kepribadian Rogers

Konsep kepribadian sehat yang diberikan Rogers, merupakan konsep diri sendiri atau "self concept" yang muncul dari dalam diri pribadi manusia itu sendiri.Individu memiliki kemampuan dalam diri sendiri untuk mengerti diri, menentukan hidup, dan menangani masalah- masalah psikisnya. 

Menurut Rogers, pribadi yang sehat muncul dari aktualisasi diri seseorang dalam kehidupannya. Pengalaman - pengalaman yang telah terjadi memotivasi diri untuk menjadi pribadi yang lebih sehat dari sebelumnya. Perkembangan aktualisasis diri berubah sejalan dengan semakin bertambahnya umur sebagai akibat dari perkembangan biologik dan belajar.


" Peranan Positive Regard dalam Pembentukan Kepribadian Individu"

 Setiap manusia memiliki kebutuhan dasar akan kehangatan, penghargaan, penerimaan, pengagungan dan cinta dari orang lain. Kebutuhan ini disebut need for positive regard, yang terbagi lagi menjadi dua bagian yaitu conditional positive regard (bersyarat) dan unconditional positive regard (tak bersyarat).
Sebagai contohnya, seorang anak yang ingin selalu diperhatikan oleh orangtuanya dan  selalu ingin dipuji atas prestasi anak tersebut di sekolahnya.

"Ciri-Ciri Orang yang Berfungsi Sepenuhnya"

Lima sifat khas manusia yang berfungsi sepenuhnya diantaranya adalah :
a. Keterbukaan pada Pengalaman
Orang yang terbuka dan dapat menerima pengalaman yang baik maupun yang kurang baik secara fleksibel dalam dirinya dapat timbul persepsi yang baru. Dengan demikiam dia akan mengalamibanyak emosi.  

b. Kehidupan Ekstensial
Orang yang meiliki kehidup[an yang ekstensial adalah orang yang terbuka terhadap pengalamannya, sehingga ia dapat menerima pengalaman-pengalaman sbagai sesuatu yang baru dalam hidupnya dan dijadikan pelajaran dalam menjalani hidup ke depannya, dan juga selalu berubah-ubah dan cenderung menyesuaikan diri sebagai respons atas pengalaman selanjutnya. 

c. Kepercayaan terhadap organisme orang sendiri
Pengalaman akan menjadi hidup ketika seseorang membuka diri terhadap pengalaman itu sendiri. Dengan begitu ia akan bertingkah laku menurut apa yang dirasanya benar (timbul seketika dan intuitif) sehingga ia dapat mempertimbangkan setiap segi dari suatu situasi dengan sangat baik. 

d. Perasaan Bebas 
Orang yang sehat secara psikologis dapat membuat suatu pilihan tanpa adanya paksaan -paksaan atau rintangan -rintangan antara alternatif pikiran dan tindakan. Orang yang bebas memiliki suatu perasaan berkuasa secara pribadi mengenai kehidupan dan percaya bahwa masa depan tergantung pada dirinya sendiri, tidak pada peristiwa di masa lampau sehingga ia dapat meilhat sangat banyak pilihan dalam kehidupannya dan merasa mampu melakukan apa saja yang ingin dilakukannya.

e. Kreativitas 
Keterbukaan diri terhadap pengalaman dan kepercayaan kepada organisme mereka sendiri akan mendorong seseorang untuk memiliki kreativitas dengan ciri -ciri bertingkah laku spontan, tidak defensif, berubah, bertumbuh, dan berkembang sebagai respons atas stimulus-stimulus kehidupan yang beraneka ragam di sekitarnya.
Kelemahan atau kekurangan pandangan Rogers terletak pada perhatiannya yang semata -mata melihat kehidupan diri sendiri dan bukan pada bantuan untuk pertumbuhan serta perkembangan orang lain. Rogers berpandangan bahwa orang yang berfungsi sepenuhnya tampaknya merupakan pusat dari dunia, bukan seorang partisipan yang berinteraksi dan bertanggung jawab di dalamnya.